Pemkot Revitalisasi Kantor Kewilayahan, Kang Asmul Titip agar Layanan Makin Optimal
Indra/Humpro DPRD Kota Bandung.
Ketua DPRD Kota Bandung, H. Asep Mulyadi, S.H., bersama Pj Wali Kota Bandung A. Koswara, menghadiri Peresmian Gedung Kantor Kecamatan Batununggal, di Jalan Venus, Kota Bandung, Selasa, 4 Februari 2025.
HumasDPRD – Ketua DPRD Kota Bandung, H. Asep Mulyadi, S.H., berharap pelayanan di tingkat kewilayahan semakin meningkat, terlebih dengan dilakukan revitalisasi sejumlah kantor kecamatan dan kelurahan di Kota Bandung.
Hal tersebut, ia sampaikan saat menghadiri Peresmian Gedung Kantor Kecamatan dan Kelurahan Tahun Anggaran 2024, di Kantor Kecamatan Batununggal, di Jalan Venus, Kota Bandung, Selasa, 4 Februari 2025.
Pada kesempatan tersebut, gedung kantor yang diresmikan yakni Kecamatan Batununggal, Kecamatan Sukajadi, Kelurahan Cigending, Kelurahan Cigondewah, Kelurahan Cicaheum, Kelurahan Cihapit, Kelurahan Cibaduyut, Kelurahan Kebon Jeruk, Kelurahan Ciumbeuleuit, dan Kelurahan Babakan Tarogong.
“Ini jadi tonggak penting aparat pemerintah hadir, dalam memberikan pelayanan yang jauh lebih baik. Kami men-support dan mendukung keinginan untuk memberikan upaya pelayanan melalui revitalisasi gedung kecamatan dan kelurahan di Kota Bandung,” kata pria yang biasa dipanggil Kang Asmul itu.
Menurut Kang Asmul, pembangunan infrastruktur tersebut, menjadi simbol kesiapan pemerintah dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat. Terlebih pada tahun 2025 akan ada rencana revitalisasi serupa bagi sejumlah kantor kecamatan dan kelurahan di Kota Bandung.
“Gedung megah tertata rapi, jangan sampai tidak pandai memeliharanya. Ini bukan hanya sekedar gedung megah, tetapi personel dan aparat kewilayahan juga meningkatkan tingkat pelayanan yang ramah dan cepat,” ujarnya.
Ia menerangkan bahwa saat ini banyak tantangan yang terjadi di tengah masyarakat, mulai dari ekonomi, sosial, budaya hingga penyakit mental. Terlebih dengan adanya lipstick effect di tengah menurunnya daya beli masyarakat dan cenderung kepada kebutuhan yang lebih terjangkau.
“Dengan lipstick effect artinya masyarakat cenderung pada hal-hal yang terjangkau dan menunjukkan eksistensi diri. Maka banyak yang cenderung healing, jalan-jalan, piknik. Walaupun menambah kebahagian tapi sesudahnya uang habis, capek, lelah dan lain sebagainya. Nah, di sini negara harus hadir dalam rangka memfasilitasi aspirasi ketika masyarakat dalam persoalan ekonomi, sosial dan budaya,” tuturnya.
Sementara itu, Pj Wali Kota Bandung, A. Koswara mengatakan, pembangunan infrastruktur pemerintah mencerminkan keseriusan dalam memberikan pelayanan, seperti kemudahan akses dan lain sebagainya.
“Kemudian penting ramah difabel, juga jalan dan gedung yang memenuhi standar. Jika perlu ada yang membedakan kantor-kantor kecamatan dan kelurahan di Kota Bandung dengan daerah-daerah lain,” ucapnya.* (Rio)